Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Belulang

Hingga waktunya, mata tak lagi melihat keindahanmu; telinga tak sanggup mendengar merdu tawamu; dan mulut tak lagi bisa mengungkapkan rasa, waktu seolah terhenti. Dan aku, lahir di sana sebagai tulang belulang yang satu persatu hancur ditelan impian. Biarlah aku terkubur bersama impi-impi itu Suara yang kian sayup satu persatu dan kusisakan sedikit senyum untukmu.

Kepada Tulip yang Bermekaran di Seperempat Malam

Izin

Merajut Asa di Tanah Asing | Menghadirkan Faisal Faizan (Zan)

Maafkan Aku, Kota

Rintik Pilu

Doa Serdadu di Sepertiga Malamnya