Langsung ke konten utama

Unggulan

Sesaat Sebelum Melebur

Di hatiku aku menyisakan sedikit tempat untukmu. Walau lebur aku dalam waktu dengan kata-kata yang tak sempat terucap ketika bus itu melintasi gedung-gedung tinggi,  setidaknya kita pernah bernapas di tempat yang sama. Dan kau membawa napas itu kemanapun,  barangkali hingga udara dalam tubuhmu kembali ke atmosfer  yang entah kemana ia 'kan melanglang buana.

Maafkan Aku, Kota

Aku sibuk menghitung genangan;

Yang tertidur di tengah kota,

Ketika awan kembali gembira.


Senyum murung,

Yang terpampang di wajahnya,

Melukis kehilangan asa,

Yang kabur termakan dunia.


Aku sibuk mendengar tangisan bayi;

Di bawah kemilau kota,

Dan megahnya gedung tinggi.


Tetesan air matanya;

Memberi luka di atas duka,

Tangannya lemah diborgol nafsu dunia.

Hanya sunyi;

Yang menjadi saksi,

Dia tertelan bumi.

Postingan Populer