Langsung ke konten utama

Unggulan

Belulang

Hingga waktunya, mata tak lagi melihat keindahanmu; telinga tak sanggup mendengar merdu tawamu; dan mulut tak lagi bisa mengungkapkan rasa, waktu seolah terhenti. Dan aku, lahir di sana sebagai tulang belulang yang satu persatu hancur ditelan impian. Biarlah aku terkubur bersama impi-impi itu Suara yang kian sayup satu persatu dan kusisakan sedikit senyum untukmu.

Menjelang Setengah Tahun Menabur Harap

Satu semester?

seperti menimba ilmu saja,

tapi ada benarnya.


Teringat di benakku,

di hari pertama sekolah.

tak sadar pipiku mengejar telinga,

saat selayang pandangku jatuh

tepat di binar matamu.


berani hati kuperkenalkan diri.

menjabat tangan halusmu,

tertiup bayu panjang rambut hitammu

harum, menusuk hati hingga berdelusi


sesampainya di khayalan,

kau hadir di angan-angan:

berdua kita duduk di taman,

merdu suaramu berbicara dengan bisikan

"bangunlah, kau tidak berangan"

jawabku:

"siapa bilang ini soal angan?"

Postingan Populer