Langsung ke konten utama

Unggulan

Belulang

Hingga waktunya, mata tak lagi melihat keindahanmu; telinga tak sanggup mendengar merdu tawamu; dan mulut tak lagi bisa mengungkapkan rasa, waktu seolah terhenti. Dan aku, lahir di sana sebagai tulang belulang yang satu persatu hancur ditelan impian. Biarlah aku terkubur bersama impi-impi itu Suara yang kian sayup satu persatu dan kusisakan sedikit senyum untukmu.

Setengah Tahun Menabur Harap

Sampai saatnya,
tetesan hujan terakhir telah jatuh;
matahari kan selalu menemani angin,
menceritakan keluh kesahnya dikala mendung.

Sampai saatnya,
angin terakhir telah berembus;
matahari kan selalu menemani manusia.
menceritakan keluh kesahnya dikala malam.

Sampai saatnya,
namaku telah hilang dari ingatanmu;
aku kan selalu menemanimu.
merangkul keluh kesahmu di dalam doaku.

Komentar

Postingan Populer