Belulang
Hingga waktunya,
mata tak lagi melihat keindahanmu;
telinga tak sanggup mendengar merdu tawamu;
dan mulut tak lagi bisa mengungkapkan rasa,
waktu seolah terhenti.
mata tak lagi melihat keindahanmu;
telinga tak sanggup mendengar merdu tawamu;
dan mulut tak lagi bisa mengungkapkan rasa,
waktu seolah terhenti.
Dan aku,
lahir di sana sebagai tulang belulang
yang satu persatu hancur ditelan impian.
Biarlah aku terkubur bersama impi-impi itu
Suara yang kian sayup satu persatu
dan kusisakan sedikit senyum untukmu.